Pilih Bahasa

Jumat, 06 Juli 2012

KAB.LAMONGAN-Masyarakat Sambut Baik Hadirnya Pemanen Padi Modern




Prospek pasar Pemanen padi Modern (combine harvester) tampaknya lumayan cerah. Mesin pemanen padi yang sekaligus sebagai perontok dan pengemas ini mendapat sambutan baik saat diuji-cobakan di sejumlah tempat di Lamongan, seminggu terakhir.


Sejumlah petani mengemukakan, mengaku sangat puas melihat hasil kerja mesin yang bakal didistribusikan CV. Wong Tani Sejati. Sebab selain menghemat waktu panen, kerugian hasil panen jauh lebih sedikit dengan menggunakan combine harvester ini. ” Kalau pakai cara biasa, minimal 11 persen gabah kita hilang. Dengan mesin ini hanya 2 persen yang hilang,” kata Sutarjo (Pakne Dhani), petani warga Desa Lopang, Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan.

Hal yang sama disampaikan Anggota DPRD Kab. Lamongan Dari Fraksi PKB, Drs. H. Sanusi, M.Si. Menurutnya, mesin tersebut sangat membuka peluang peningkatan produktivitas petani. Saat ini petani sudah setengah putus asa lantaran selalu menderita kerugian akibat anomali iklim. Waktu petani habis untuk mengolah lahannya, namun tidak tergantikan lantaran hasil panen tidak terlalu baik. Sudah begitu, saat panen masih harus rela kehilangan banyak gabah.” Dengan mesin ini hal-hal seperti itu bisa ditekan. Jadi bisa menggairahkan petani,” kata  Drs. H. Sanusi, M.Si .

Diakuinya, semula petani sinis menanggapi kabar bakal ada ujicoba mesin pemanen padi. Namun setelah melihat sendiri kerja combine harvester, para petani berdecak kagum dan dengan antusias menerima tawaran mencobanya.

Hanya saja, kata Drs. H. Sanusi, M.Si. , harga mesin ini masih belum menjangkau kantong petani. Untuk mesin pemanen padi ini dijual dengan Harga Rp. 275 juta.

Tetapi masalah tersebut tidak menjadi hambatan bagi petani. Sebab pihak distributor bersedia “meminjam”kannya dengan sistem sewa. Dengan harga sewa Rp. 1.500.000/Hektar dan bisa menghubungi CV. wong Tani Sejati (081331511711).

Di Lamongan sendiri, combine harvester ini telah diujicobakan di Desa Lopang, Desa Mangkujajar, Desa Kembangbahu dan Desa Doyomulyo. Kesemuanya ada di wilayah kerja Kecamatan Kembangbahu.





9 komentar:

  1. terus apa penduduk miskin sudah bisa terima>????????????

    BalasHapus
  2. Rupian, sampean apa dah tahu kondisi kami petani saat kebingungan cr tenaga panen dan tgkt kehilangan gabah saat panen...???

    BalasHapus
  3. Kami di Pati bisa ikut menikmati hasil teknologi tepat guna ini gak? harganya masih kurang bersahabat? di Kabupaten Pati Jawa Tengah distributornya ada gak ya? suwun....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  4. untuk distribotor.y dmakassar dimana??

    BalasHapus
  5. klo padi nya roboh bisa beroprasi apa tidak

    BalasHapus
  6. Kalau ditempat Kami sistem nanam padinya berair gimana panennya pak ?

    BalasHapus